Malam ababil lagi (lagi) gue lewati dengan nongkrong di depan laptop sambil garuk-garuk kepala atau sesekali mengupil dengan hikmat...
Kali ini malam yang gue lewati agak berbeda dari biasanya. Gue baru pulang dari dunia yang kejam, dunia rimba, dunia dimana gue harus cepet selesai dan tuntas menimba ilmu disana. Pulang ke kampung halaman (re: rumah) adalah hal yang sangat dinanti-nanti terutuma sambutan hangat keluarga rumah didepan pintu dan sajian makanan dan minuman yang tak terlupakan.
Tapi..... kali ini berbeda, gue pulang kerumah gak ada pertemuan manis didepan pintu karena ibu gue lagi asik ngobrol bareng tetangga sebelah, bapak gue masih asik bergelut dengan kemacetan dan adik gue lagi asoy menimba ilmu di suatu tempat bimbel swasta (yakaliiii ada bimbel negeri *krik krik krik*)
Suasana meriah terjadi secara singkat, hanya 15 menit setelah mereka sampai dirumah. Disaat melehakan pantat duduk dikursi kerja dan membuka laptop... ada sedikit gangguan. Bukan lagi gangguan internet karena tinggal di gunung (maaf itu kostan gue disana, emang miskin sinyal. Selalu cenat-cenut) tapi gangguan dari adik kecil yang minta ditemani keluar buat beli bahan tugas dan es mambo.
Singkat cerita, setelah membabi buta melalang buana ditengah malam yang sepi. Gue dan adik gue tuntas membereskan apa saja yang ingin dibeli. Tak hanya itu, kebahagiaan gue buat berpesta ria dengan dunia maya pun terganggu, karena harus bantuin adik gue yang kata ibu gue udah kalang kabut kepala ngebul penuh asap karena tugasnya gak jadi-jadi. Dengan bela sungkawa yang cukup tinggi, gue pun mengajukan diri untuk berpartisipasi.
Potong sana-sini, lem sana-sini sampe-sampe lemnya mengering dan kalau dikupas bentuknya seperti upil yang mengering. Akhirnya hasil prakarya adik dan gue pun jadi.
Jeger, ternyata adik gue masih bingung buat bikin kata-kata yang bakal dia ucap nanti didepan kelas. Gaya pemalu yang khas dari adik gue pun keluar sambil berfikir kata-kata macam apa yang bagus untuk diucapkan. Gak mungkin kan adik gue bakal bilang 'Para hadirin yang terhormat' atau 'Selamat datang buat para tamu kondangan dari kampung atas....' yakali.....
Gue niat banget bantu dia, sebenernya gue bantu ngetik semua apa yang dia ucap buat gue masukin ke blog gue HAHAHAHA. Serius. Ini beberapa kalimat yang dia ucap, menurut gue buat seumuran dia yang baru kelas 6 sd, kalimatnya udah cukup berat, tertata rapih dan cukup teratur.. walau masih ada kata 'sayangnya'....
Assalamu'alaikum wr. wb.
Saya ingin mempersentasikan karya saya yang tidak sengaja saya pikirkan.
Karya ini saya beri nama 'petromaks mini berbahan bakar lilin'
Saya disini akan melakukan dua hal,
pertama : Tata cara membuatnya
kedua : Akan menjelaskan sebuah teori IPA, yaitu sebuah paper clip yang dibakar diatas lilin
hmmm.... apa itu? tata caranya yang pertama.
1. membelah botol menjadi tiga bagian
2. cet bagian atas dan bawah yg tengah dibuang
3. setelah cet kering, rekatkan dua sisi tersebut tetapi bagian atasnya jungkir balik
4. panaskan lilin, tetesan air lilinnya itu diarahkan ketutup botolnya sampai penuh
5. masukan lilinnya, diamkan, dan jadi udah... dah..
hmmmmmmmmm *krik krik* yang kedua.. itu hh..
yang kedua... aaa.. saya akan memperaktikan sebuah paper clip yang terbuat dari logam yang saya sangkutkan ke pulpen yang sudah rusak dan ngutang tentunya
ee... terus disini jika eee... *garuk-garuk perut*
disini ada dua perbedaan.. eh disini ada dua percobaan mba.... dua percobaan aja.
Yang pertama paper clipnya dibakar biasa diatas lilin dan yang kedua paper clipnya diolesi lilin yang sudah cair.
Nanti ada perbedaannya...... Nah ntar udah gitu bla bla bla...
Nah abis itu paper clip dari logam bisa membuat api dalam lilin itu meninggi karena paper clip itu bisa menghantarkan panas api atau sebagai penyalurnya karena paper clip tersebut terbuat dari logam (sumber : ibu guru)Cukup berat bukan? Sadis.
sekian... wasalamu'alaikum wr wb.
Taraaa.... hasil kolaborasi gue dan adik gue ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar